Tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan momen
sangat penting. Stimulasi yang tepat akan membuat
seluruh potensi anak akan berkembang optimal. Bersiaplah
melihat keajaiban tersebut.
Ajaib! Inilah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan bagaimana pertumbuhan si kecil di awal-awal kehidupannya. Otak yang mengatur kerja seluruh organ tubuhnya mengalami brain growth spurt (lompatan pesat perkembangan otak). Demikian pula dengan perkembangan fisik, motorik, dan kemampuan berbahasa anak. Tak heran bila masa krusial ini disebut dengan istilah golden age (tahun-tahun keemasan) bagi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak.
Namun harus diakui, para ahli perkembang¬an anak tidak satu kata dalam melihat kapan sebenarnya momen emas itu terjadi.
Ada yang mengatakan masa krusial itu ber¬langsung pada usia 0-3 tahun, 0-4 tahun, bahkan ada pula yang melihatnya di usia 0¬5 tahun. Mana yang tepat? Tentu saja sulit menjawabnya. "Buat orang tua, yang penting adalah bagaimana memanfaatkan momen ini sebaik-baiknya sehingga memberi pengaruh pada kehidupan anak selanjut-nya," ujar psikolog Evi Elviati dari Essa Consulting Human Resources.
Otak yang Subur
Phyllis Porter, dalam bukunya Early Brain Development: What Parents and Caregivers Need to Know, menekankan bahwa periode 4 tahun pertama kehidupan seorang anak adalah masa kritis. Di sinilah otaknya sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Beberapa literatur bahkan menjelaskan bahwa 50% pembentukan intelektualitas dan intelegensi manusia terjadi pada usia 0¬4 tahun. Sementara 30% pada usia 8 tahun, dan melewati usia tersebut hingga usia 18 tahun sekitar 20%. Dengan kata lain, perkembangan intelektual anak dari saat lahir hingga usia 4 tahun, sama banyaknya dengan perkembangan intelek¬tualnya dari usia 4 tahun hingga 18 tahun.
Karena itu, bila tak mendapat lingkungan yang merangsangnya, otak anak akan menderita.
Para peneliti di Baylor College of Medicine di Houston, AS, misalnya, menemukan bahwa bila anak-anak jarang diajak bermain atau jarang disentuh, perkembangan otaknya 20% atau 30% lebih kecil daripada ukuran normalnya pada usia itu. Bahkan menurut penemuan para peneliti dari University of Illinois di Urbana-Champaign, AS, anak tikus yang dibesarkan di kandang penuh mainan memperlihatkan perilaku yang lebih kompleks daripada tikus yang dikurung dalam kotak bersih tak menarik.
Beberapa literatur menjelaskan bahwa 50% pembentukan intelektualitas dan intelegensi manusia terjadi pada usia 0-4 tahun.
Lebih sederhananya Evi menjelaskan, pada rentang usia 2-2,5 tahun, misalnya, banyak sekali kemajuan yang dialami si kecil. Baik dari aspek kognitif, fisik, emosi, dan keterampilan lainnya. Bandingkan dengan perkembangan yang terjadi pada seorang manusia yang berumur 25-25,5 tahun. Meski waktunya sama-sama 6 bulan, perkembangan yang terjadi sangat berbeda, bukan?.
Seperti diketahui, pertumbuhan sel otak bayi di masa awal kehidupannya telah men¬capai 2/3 dari jumlah sel otak orang dewasa. Otak ini terdiri dari jutaan neuron (sel saraf). Neuron yang tetap bertahan akan mengeluarkan akson (sambungan transmisi jarak jauh sistem saraf). Akson ini lalu mengeluarkan cabang-cabang atau sinaps. Selanjutnya, triliunan jumlah sinaps yang ada membentuk jalur-jalur kecil seperti kabel yang sating berhubungan. Jumlah dan pengaturan hubungan inilah yang mengatur kerja otak untuk menuntun kemampuan bersosialisasi anak, belajar, mengenal huruf dan lainnya.
Selain sinaps, hal penting lain dalam tumbuh kembang otak si kecil adalah proses myelinisasi (pembentukan selubung saraf). Myelin adalah semacam membran atau selubung yang melindungi neuron. Myelin bertugas mengantarkan rangsangan di sepanjang neuron dengan kecepatan tinggi. Masa pembentukan selubung saraf sangat panjang, mulai dari trimester kedua kehamilan hingga berlanjut hingga anak menjadi dewasa.
Stimulus yang Bermakna
Setiap anak pada dasarnya cerdas. Yang kemudian membuatnya super atau biasa¬biasa saja tak lain adalah adanya stimulus yang tepat di usia dini. Inilah yang diyakini banyak ahli perkembangan anak dewasa ini.
Semakin banyak distimulasi, potensi anak akan semakin banyak keluar. Pengalaman yang kaya akan menghasilkan otak yang kaya pula.
Pendek kata, selama tahun-tahun pertama kehidupannya, otak si kecil mengalami rangkaian perubahan yang luar biasa. Selanjutnya, otak akan memusnahkan sambungan sinapsis yang jarang digunakan atau jarang dipakai. Itulah mengapa orang tua sebaiknya mengisi masa keemasan anak ini dengan berbagai stimulus yang bermakna. Baik rangsangan yang bersifat fisik maupun dari sisi moral, mental, intelektual serta spiritual. "Semakin banyak distimulasi, potensi anak akan semakin banyak keluar. Pengalaman yang kaya akan menghasilkan otak yang kaya pula," imbuh Evi.
Bila berbagai rangsangan telah diberikan, bersiaplah mendapati si buah hati yang tak hanya tumbuh dengan cerdas, juga mempunyai pribadi yang menyenangkan. Dengan kata lain, anak akan mempunyai kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosi (EQ), serta kecerdasan spiritual (SQ). Tak kalah penting, tubuhnya pun sehat dan tumbuh maksimal.
Hanya saja Evi mewanti-wanti, keinginan untuk membentuk anak yang'super'jangan sampai membuat orang tua berlebihan menstimulasi si kecil. Bagaimanapun semua itu butuh proses. Stimulasi yang tepat dan benar tentu saja harus memperhatikan usia dan kebutuhan anak, serta diberikan sambil bermain dengan suasana akrab dan menyenangkan. Sebaliknya, stimulasi yang tidak tepat, apalagi terkesan memaksa, tentu akan mempengaruhi perkembangan anak. Bahkan bisa jadi membuat anak trauma atau enggan melakukannya.@C
Semakin banyak distimulasi, potensi anak akan semakin banyak keluar. Pengalaman yang kaya akan menghasilkan otak yang kaya pula.
Stimulasi Tepat, Anak Tumbuh Optimal
*Bermain dan Bermain
Bayi belajar melalui pancainderanya. Sediakan bahan yang memberi rangsangan pada bayi untuk dilihat, didengar, dirasa, diraba, dan dicium. Buatlah si kecil jadi subjeknya. Cara merangsang indera penglihatan, misalnya, dengan memberi warna-warna kontras di kamar bayi. Indera pendengaran dikembangkan dengan merekam berbagai suara. Setelah bayi bisa bicara, Anda bisa bermain tebak-tebakan bersama anak dengan suara tersebut. Dan seterusnya.
* Asah Perasaannya
Saat berusia 2 bulan, di antara sirkuit pertama yang dibangun oleh otak adalah sirkuit yang menguasai emosi. Rasa enak dan tidak enak yang dialami bayi mulai berkembang menjadi perasaan yang lebih kompleks: senang dan sedih, iri dan empati, bangga dan malu.
Cara mengasah perasaannya itu dengan permainan seperti bermain peran, cilukba, atau dengan mencium dan memeluknya. Ketika bayi semakin besar, misalnya, orangtua bisa membacakannya cerita. Sambil mendengar cerita, si kecil bisa meraba buku dan merasakan kehangatan ayah atau ibunya. Perasaan itu akan terbawa terns sampai dewasa. Ini disebut dengan istilah 'neuro association'.
* Respons Keingintahuan
Si Kecil Para ahli mengatakan, otak manusia memiliki neuro, pathway. Salah satu bagian dari neuro pathway adalah bagian 'bertanya' atau 'keingintahuan', Bila rasa ingin tahunya dipenuhi, neuro pathway anak akan semakin kuat. Bila sebaliknya, keingintahuannya selalu dimatikan atau dibatasi, neuro pathway-nya menciut dan rasa keingintahuan itu hilang secara perlahan. Hal ini tentu akan berdampak pada kecerdasan dan wawasan anak kelak.
* Banyak Berbicara
Saat dalam kandungan, janin mencermati suara ibunya. Setelah lahir dan selama 6 tahun berikutnya, otak si kecil akan menyiapkan peruntaian untuk mengartikan dan mereproduksi kata-kata dari sang ibu tersebut. Pada usia 6 bulan, bayi juga dapat mengenali bunyi huruf hidup yang merupakan unsur dasar bahasa lisan.
Karena itu, ajaklah si kecil berbicara sebanyak mungkin. Ini penting untuk mempercepat proses penguasaan kata-kata barn. Gaya bicara dengan nada tinggi berirama yang menyenangkan membantu bayi menghubungkan benda dengan kata¬kata. Atau, selesai membacakan cerita, mintalah anak menceritakan kembali.
* Stimulasi Motorik
Sesaat setelah lahir, bayi dapat menggerakkan kaki dan tangan. tapi secara tersentak dan tak terkendali. Selama 4 tahun berikutnya, otak secara bertahap memperhalus peruntaian untuk menggapai, menangkap, duduk dan lainnya
Agar gerak motonknya kian optimal, beri keleluasaan bayi menjelajah sekelilingnya. Namun pastikan keamanannya. Buat si kecil, meraih sesuatu akan membantu otak mengembangkan koordinasi tangan dan kaki. Biarkan dia mencoba mencari tahu benda-benda di sekitarnya melalui alat indera, misalnya dengan memegang. mencium. meraba. atau mencari bunyi dengan rnenggoyangkan benda tersebut. Bahkan, kadang anak juga memasukkan benda ke dalam mulut untuk mendapatkan informasi melalui alat indera pengecapnya.
Agar Bermain Makin Mengasyikkan
• Lihat kemampuan anak. Anak punya kemampuan berbeda-beda. Jangan menjejali si kecil dengan aneka mainan sekaligus serta berharap dia segera mampu melakukan semua itu. Lakukan secara bertahap dan sesuaikan dengan tingkat perkembangannya.
• Peka akan kondisi anak. Jangan mengajak anak bermain saat dia lelah, mengantuk atau lapar. Pastikan saat bermain si kecil terlihat gembira dan antusias.
• Puji dan dorong. Jangan lupa beri pujian dan dorongan saat bermain. Dengan cara itu orangtua bisa meningkatkan rasa percaya dirinya sejak dini.
KEAJAIBAN DIBALIK GOLDEN AGE
9:20 AM |
Label:
Ayo...SEGERA.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar